Kritik Cerpen Sorot Mata Syaila karya M. Shoim Anwar




Sorot Mata Syaila karya M. Shoim Anwar dengan tokoh utama dalam cerita disamarkan namanya adalah Matalir, bertemu dengan seorang perempuan di bandara Abu Dhabi yang akan terbang ke Pakistan. Karna kursi tunggu sudah penuh oleh penumpang yang menunggu pesawat, Matalir beradu pandang dan memberi isyarat bersedia berbagi tempat duduk dengannya. Perempuan berjilbab itu duduk dan sedikit berbasa-basi dengan Matalir, lelaki dengan dua istri dan dua orang anak dari masing-masing istrinya ini tampak ingin mengenal lebih jauh perempuan yang rupanya tertidur di pundaknya.
Tokoh utama digambarkan ia adalah seorang tersangka korupsi yang sengaja beralasan pergi ke tanah suci untuk menunda proses hukum yang akan dilaluinya. Ia nampak meremehkan dan menganggap permasalahannya adalah hal enteng karna sudah menyewa pengacara mahal untuk membela dirinya.
Pengarang memegang kuat karakter tokoh hingga akhir cerita. Pada bagian akhir, mampu memainkan imaji pembaca dengan tokoh utama perempuan yang dinamakan Syaila mulai beranjak dari sandaran dan tempat duduknya, menganggguk dan mengisyaratkan Matalir untuk mengikutinya menuju lorong demi lorong yang semakin sepi dan gelap. Hingga dibawah kesadarannya seakan ia telah dijebak wanita yang menghipnotisnya, ia seperti dicekik, semacam hukuman atas perilakunya yang tidak jujur dan mengentengkan sistem hukum yang harusnya ia dapatkan. Hal ini dapat membingungkan pembaca untuk mengetahui tokoh Syaila yang sebenarnya dan cerita pendek ini bersifat menggantung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kritik Puisi Ibu, Karya D. Zawawi Imron

PERAMPOK