Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

PERAMPOK

PERAMPOK Perampok yang tertangkap dini hari tadi malam adalah anakmu. Tapi kau tetap saja bersikukuh bahwa semua keluargamu adalah keluarga baik-baik. Masih saja kau bersilat dengan lidahmu yang bercabang-cabang seperti cemara. Padahal kau tahu, aku adalah saksi dari perjalanan hidupmu; seperti sungai yang terjal, menyangkut konvoi bangkai dan kototran dari hulu hingga muara. Bau busuk, amis, dan anyir tak lepas dari penciumanku sekarang kau mau berkelit apa lagi? Perampok yang dihajar masa dini hari itu adalah anakmu. Aku tak perlu lagi pengakuan atau penolakanmu. Terlalu sederhana bila kata-katamu kau berondongkan seperti itu. Habiskanlah ludahmu, peraslah energimu, dan bila perlu keluarkan semua timbunan yang bersarang di otakmu. Aku tak akan h=goyah. Kesaksianku terlalu tegar untuk kau kelabui secara murahan. Lihatlah tengkukmu sendiri. Kau tentu tak sanggup.itulah kehidupan. Betapa sulit menggerayangi kebobrokan diri sendiri. Kau masih saja berjalan dengan tegar, mengumb...

Kritik Puisi Ibu, Karya D. Zawawi Imron

Puisi Ibu, Karya D. Zawawi Imron kalau aku merantau lalu datang musim kemarau sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir bila aku merantau sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar ibu adalah gua pertapaanku dan ibulah yang meletakkan aku di sini saat bunga kembang menyemerbak bau sayang ibu menunjuk ke langit, kemundian ke bumi aku mengangguk meskipun kurang mengerti bila kasihmu ibarat samudera sempit lautan teduh tempatku mandi, mencuci lumut pada diri tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu lantaran aku tahu engkau ibu dan aku anakmu bila aku berlayar lalu datang angin sakal Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal...

Kritik Lagu Ungu – Doa Untuk Ibu

Ungu – Doa Untuk Ibu Kau memberikanku hidup Kau memberikanku kasih sayang Tulusnya cintamu, putihnya kasihmu Takkan pernah terbalaskan Hangat dalam dekapanmu Memberikan aku kedamaian Eratnya pelukmu, nikmatnya belaimu Takkan pernah terlupakan Reff: Oh ibu terima kasih Untuk kasih sayang yang tak pernah usai Tulus cintamu takkan mampu Untuk terbalaskan Oh ibu semoga tuhan Memberikan kedamaian dalam hidupmu Putih kasihmu kan abadi Dalam hidupku Repeat reff Oh putih kasihmu kan abadi Dalam hidupku.... Kritik mengenai lagu ini, pengarang lagu menggambarkan kasih sayang seorang Ibu yang tulus terhadap seorang anak, tertuju secara langsung kepada Ibu karena beberapa kali dalam lirik disebutkan memuji seorang Ibu. Lagu ini merupakan lagu yang to the point karena tidak akan bisa dinyanyikan sebagai bentuk pujian saelain kepada Ibu, berarti memiliki makna penafsiran yang minim dan kalimat yang digunakan dalam syair liriknya pun terkesan monoton. Mungkin beber...